Langsung ke konten utama

Would you be my GEBETAN???


Gue mau cerita soal pengajian kamis kemarin.. (tumbeeennn alim???)
Udah jadi rutinitas di kantor gue, dua kali dalam sebulan ada pengajian hari kamis sore. Kantor gue emang the best deh. Tiap pagi baca Quran, tiap jumat belajar iqro’, ada pengajian juga. Dimana lagi ada kantor yang kayak gini. Unsur islaminya kuat banget. Gue ibarat setan yang terdampar di syurga. Yah, moga aja bisa cepet adaptasi, dan bisa berubah jadi alim trus menetap jadi penduduk syurga.

Sebenernya acara itu kurang tepat juga kalo dibilang pengajian, karena kita nggak mengaji (membaca AlQuran), tapi kita belajar bareng-bareng  untuk berislam dengan sempurna. Yang jadi ustadz nya Kacab langsung. Ada yang menarik dalam acara pengajian Kamis kemarin (26 April 2012). Temanya sih soal ‘Diterimanya Syahadat’, tapi seperti biasa pembahasan melebar kemana-mana. Yang menarik justru bukan pada topiknya, tapi ada satu quots yang bikin gue mikir.....

Pak Ahmad bilang “islam itu asing diawal dan asing diakhir”. Kemudian beliau menjelaskan saat ini Islam mulai asing bagi umat islam sendiri. Kebudayaan islam saat ini banyak yang terlihat asing, padahal itulah kebudayaan yang baik dan benar. Beliau mencontohkan makan standing party dan table maner yang melegalkan makan dan minum dengan dengan berdiri dan pake tangam kiri sudah dianggap biasa di kehidupan sosial bermasyarakat saat ini. Padahal islam mengajarkan adab makan bukan seperti itu. Inilah yang terjadi. Hal yang salah dianggap lumrah.

Gue jadi inget quots dari pak DIs yang bilang kebohongan yang dijejalkan terus menerus akan terlihat sebagai kebenaran. Inilah hukum yang berlaku dalam Ilmu komunikasi. Dan sepertinya pak DIs sebagai wartawan senior Jawa Pos sudah sangat paham. Dari sedikit kita umat islam dijejali dengan budaya-budaya yang bertentangan dengan islam itu sendiri. Proses perubahannya membutuhkan waktu yang lama namun akan jelas terlihat bedanya. Benar bahwa sekarang umat islam merasa asing dengan islam itu sendiri.

Satu lagi yang dicontohkan pak Ahmad, Islam itu melarang PA.CA.RAN...
Nah loh, topik ini yang menarik buat gue...

Well, gue tau emang Islam ngelarang kita buat pacaran. Tapi gue sebagai anak muda hasil proses asimilasi berbagai kebudayaan, pikiran gue agak berontak... Gue mulai mencari solusi untuk menggantikan proses pacaran yang ternyata dilarang oleh agama. Dan akhirnya gue merumuskan teori yang namanya “GEBETAN”.,

Inilah proses yang kebanyakan terjadi pada beberapa pasangan:
kenalan >> gebetan >> pacar >> kesimpulan akhir (lanjut or stop)

Karena pacaran dilarang, maka biar aman usahakan hubungan tetap berada pada Fase Gebetan. Selama lo nggak nembak doi buat jadi pacar lo, lo aman. Lo tetep bisa mencoba mengenal gebetan lo lebih jauh lagi tanpa ada embel2 status yang mengikat. Enaknya lagi lo bisa punya gebetan lebih dari satu bradher. Tapi inget, lo nggak berhak ngapa-ngapain gebetan lo, kan dia cuma gebetan. Aman deh sist. Mana ada sih yang baru jadi gebetan aja dah berani macem2..

Status gebetan sama kayak temen, cuma dia bakal jadi salah satu target inceran lo untuk lo jadiin temen idup lo yang special. Lo tetep bisa ajak doi candle lihgt dinner atau sekedar kongkow di angkringan. Lo tetep bisa ngajak dia jalan-jalan atau belajar bareng. Lo tetep bisa telpon2an dan SMSan. Yah, layaknya seorang temen lah dengan cara komunikasi yang wajar, hanya mungkin intensitas komunikasi yang lebih banyak. Setelah fase gebetan dirasa matang langsunglah ambil kesimpulan, abaikan fase pacaran. Gue rasa ini lebih aman.

Kebayang besok manggilnya nggak ‘car, pacar..., jemput gue dong...” tapi “tan/bet,, gebetan... jemput gue dong” ... assyiiikk....
Atau waktu ngenalin doi ke temen-temen lo , bukan “ini pacar gue..(singkat, padat, jelas, nggak usah lama2 ntar lo naksir lagi!)” tapi “noh, dia noh, yang ganteng itu gebetan gue!!” Hahaha...

Satu lagi kelebihan dari fase Gebetan yaitu adanya persaingan yang sehat. Lo nggak boleh marah saat gebetan lo digebet orang lain. Aturan yang berlaku disini adalah selama janur kuning belum melengkung siapapun boleh gebet. Status gebetan membuat kita lebih leluasa untuk menentukan pilihan, seleksi alam yang natural. Tidak ada monopoli dalam urusan gebet menggebet, pasar bebas Bung!...

Teori ini belum teruji klinis sih,, tapi bisa jadi bahan referensi...

Dan diakhir tulisan ini gue mau nulis dengan bangga bahwa :
“gue nggak punya pacar dan nggak mau pacaran. gue nggak malu karena dianggap nggak laku. Asal kalian tau ya, gue bangga gue punya Ge.Be.Tan... gak cuma satu,,, lima!!” Hahaha...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bahasa Kendal 1

Indonesia penuh dengan keanekaragaman, termasuk keanekaragaman bahasa... Lama aku nggak tinggal di Kendal, Kelamaan di Solo bikin aku canggung sama bahasa sehari-hari di Kendal sini.. Kadang bikin aku ketawa aja kalo dengernya... Berikut ini adalah beberapa kosa kata yang menurutku aneh... (huwahahahah,,, sok banget sie esti,, mentang2 lama gak di Kendal) 1. porah = luweh = yowes, terserah, ben, jar ne... 2. ngga'a = iya 3. emb-mak = emoh, gak mau.

Penyakit mata pada kura-kura

PIYUT (virut), nama kura-kura aku dan adikku. Tak kasih nama itu karena kalo makan dia lahap banget, kayak virus komputer yang namanya "virut", yang dengan lahap nyerang banyak file simpenan kita. Kita (aku dan adikku) udah merawat dia dari umur 2-3 bulanan sampai sekarang udah hampir 2,5 tahun. Udah 2 kali piyut kena penyakit mata ini, yang pertama sembuh dengan sendirinya, tanpa dikasih obat atau

Kambing Jantan (Monolog & Adelaide Sky)

Film Kambing Jantan garapan Rudi Soedjarwo dan kawan-kawan ini seperti menghipnotisku dari awal sampai akhir cerita. Kisahnya yang ringan bernuansa drama komedi bikin aku untuk sesaat ketawa lalu menangis haru. Ceritanya diambil dari tulisan blognya Raditya dika yang berdasar kisah nyata percintaan dan kehidupan dia. Salah satu bagian yang aku suka itu pas si Raditnya Dika, si pelajar bodoh itu, mutusin untuk pergi ke Melbourne daripada memenuhi permintaan pacarnya si Kebo buat pulang ke Indonesia pas di hari ulang tahun si Kebo.