Langsung ke konten utama

tugas Manajemen Energi

Ringkasan tugas manajemen energi:

Sebuah program manajemen energi hotel haruslah dimulai oleh manajemen puncak, yang artinya manajemen puncak (top management) harus memahami dengan jelas konsep analisa cost-benefit dari suatu program manajamen energi (Wyne C. Turner.2005). Oleh karena itu langkah awal harus menggunakan top-down. Namun dalam pelaksanannya rincian program harus disertai masukan dari manajemen dibawahnya. Masukan dari staf sangat penting bagi suksesnya sebuah program manajemen energi secara umum.


Komitmen dari manajemen puncak harus direalisasikan. Untuk merealisasikan program, langkah awal adalah dengan melakukan audit energi. Langkah ini penting guna mencari tahu potensi penghematan sebagai dasar penyusunan target penghematan (European Commision,2000). Target tersebut akan dituangkan ke dalam suatu rencana aksi yang harus di susun bersama. Dalam menerapkan rencana aksi tersebut, proses monitoring yang rutin harus dilakukan. Setelah masa implementasi selesai, dilakukan evaluasi untuk melihat apakah target penghematan sudah dicapai. Berikut akan dijelaskan secara detil tahapan-tahapan dari implementasi manajemen energi hotel ini.

Untuk merealisalikan program manajemen energi hotel diperlukan tahapan –tahapan seperti bagan dibawah ini :






Pembahasan untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut :
1. Make Commitment
Make Commitment merupakan tahapan awal dalam membuat komitmen bersama antara manajemen puncak dan manajemen dibawahnya untuk melakukan perbaikan efisiensi energi secara berkelanjutan. Dalam tahap ini beberapa poin penting harus disepakati diantaranya menunjuk seorang manajer energi yang bertugas untuk mengawal seluruh kegitan yang berhubungan dengan program manajemen energi yang akan dilaksanakan, membentuk tim dari semua lapisan manajemen dan merumuskan detail rencana program manajemen energi, dan membuat kebijakan energi.
2. Assess Performance
Tahap ini merupakan tahap mengumpulkan data, menentukan baselining dan malekukan analisa dan evaluasi awal (audit energi). Tiga langkah utama yang dilakukan dalam tahapan ini yaitu:
a. Menentukan variable data yang akan digunakan dalam implementasi manajemen energi, misalnya : luas bangunan, total tamu, total tamu makan, suhu (Cooling degree per days), energi dalam MJ, biaya energi, dan total pencucian (laundry).
Satuan energi dinyatakan dalam mega joule dengan menggunakan formulasi (Kenneth C. Weston, 2000) sebagai berikut.
Fuel = Liter x 38,59 = MJ
Listrik = kWh x 3,59 = MJ
LPG = Kg x 49,200 = MJ

Cooling degree sangat berpengaruh dalam konsumsi energi, karena suhu atau temperatur lingkungan yang menurun menyebabkan tingkat konsumsi energi untuk melakukan pendinginan ruangan (AC) menjadi berkurang.
b. Baselining dan Benchmarking
Baselining dan Benchmarking dilakukan untuk mendapatkan standar yang sesuai untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program manajemen energi. Karena di Indonesia belum ada standar yang dapat digunakan sebagai acuan, maka data benchmarking menggunakan standar dari Amerika Serikat. Walaupun standar ini terlalu ideal untuk ukuran Indonesia, tetapi dapat digunakan sebagai pembanding
c. Melakukan analisa dan evaluasi
Dari baseline dan benchmarking dilakukan analisa dan evaluasi variabel data mana saja yang terlibat dalam proses manajemen energi pada efisiensi energi listrik. Dari tabel performance indicator dan benchmarking range kita dapat melihat untuk engineering department antara lain: power factor, total konsumsi energi dalam kWh/m2/year dan seterusnya (Kenneth C. Weston, 2000).


3. Set Goals
Pada tahap ini batasan capaian performa yang efektif ditentukan. Potensi-potensi penghematan energi yang telah dianalisa ditetapkan target penghematannya (dalam persen). Dalam penentuan batasan ini sebaiknya tidak membuat banyak sasaran terlebih dahulu. Target sasaran tetap bisa berkembang seiring pelaksanaan program manajemen energi.

4. Action Plan
Tahap ini merupakan tahap dimana langkah-langkah teknis dan detail target ditentukan. Dalam tahap ini termasuk pengambilan kebijakan-kebijakan efisiensi penggunaan energi.

5. Implement Action Plan
Langkah –langkah yang harus dilakukan (European Commision.2000) adalah:
a. Membuat rencana komunikasi yang intens antara semua stake holder yang terlibat di dalam pengelolaan hotel, mulai dari tingkat manajemen sampai dengan tingkat paling bawah seperti room boys sehingga terjalin komunikasi yang akrab yang mendukung program manajemen energi ini.
b. Meningkatkan kesadaran pengguna energi di lingkungan hotel, termasuk para tamu di beri penjelasan yang memadai sehingga mereka memahami mengapa tindakan penghematan energi ini diperlukan.
c. Motivasi diperlukan juga untuk meningkatkan kesadaran yang pada akhirnya membuat program manajemen energi ini sukses.

d. Melakukan tracking dan monitoring. Pelacakan dan monitoring diperlukan agar apa yang telah direncanakan pada action plan benar-benar dilakukan pada implementaion action plan ini.
6. Evaluated Progress
Tahap ini meliputi langkah-langkah pengukuran hasil-hasil dari implementation plan, kemudian dilakukan review terhadap action plan yang
telah dilakukan. Dari hasil review akan didapatkan apakah implementation plan yang telah dilakukan hasilnya sesuai dengan set goals (sasaran) yang telah ditetapkan. Bila hasilnya sesuai atau lebih bagus dari set goals maka action plan ini dapat dilakukan lagi untuk kedepannya. Bila hasilnya tidak sesuai atau sebaliknya, maka harus dilakukan reassesment untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan proses di ulangi lagi mulai dari langkah ke dua yaitu Assess Performance.

7. Recognized Achievement
Apabila langkah implementasi manajemen energi yang dilakukan berhasil, sebaiknya perusahaan memberikan penghargaan dan mengumumkan pencapaian tersebut kepada ekstern perusahaan. Dari keberhasilan implementasi HRS ini dapat memacu untuk melakukan manajemen energi dan
inovasi lain untuk mencapai pemanfaatan energi yang efisien sehingga dapat memperbesar revenue dari hotel tersebut disamping juga ikut andil dalam memperlambat perubahan iklim dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bahasa Kendal 1

Indonesia penuh dengan keanekaragaman, termasuk keanekaragaman bahasa... Lama aku nggak tinggal di Kendal, Kelamaan di Solo bikin aku canggung sama bahasa sehari-hari di Kendal sini.. Kadang bikin aku ketawa aja kalo dengernya... Berikut ini adalah beberapa kosa kata yang menurutku aneh... (huwahahahah,,, sok banget sie esti,, mentang2 lama gak di Kendal) 1. porah = luweh = yowes, terserah, ben, jar ne... 2. ngga'a = iya 3. emb-mak = emoh, gak mau.

Penyakit mata pada kura-kura

PIYUT (virut), nama kura-kura aku dan adikku. Tak kasih nama itu karena kalo makan dia lahap banget, kayak virus komputer yang namanya "virut", yang dengan lahap nyerang banyak file simpenan kita. Kita (aku dan adikku) udah merawat dia dari umur 2-3 bulanan sampai sekarang udah hampir 2,5 tahun. Udah 2 kali piyut kena penyakit mata ini, yang pertama sembuh dengan sendirinya, tanpa dikasih obat atau

Kambing Jantan (Monolog & Adelaide Sky)

Film Kambing Jantan garapan Rudi Soedjarwo dan kawan-kawan ini seperti menghipnotisku dari awal sampai akhir cerita. Kisahnya yang ringan bernuansa drama komedi bikin aku untuk sesaat ketawa lalu menangis haru. Ceritanya diambil dari tulisan blognya Raditya dika yang berdasar kisah nyata percintaan dan kehidupan dia. Salah satu bagian yang aku suka itu pas si Raditnya Dika, si pelajar bodoh itu, mutusin untuk pergi ke Melbourne daripada memenuhi permintaan pacarnya si Kebo buat pulang ke Indonesia pas di hari ulang tahun si Kebo.