Langsung ke konten utama

jawaban ujian semesteran-Energi dan Lingkungan

1.Apakah dan bagaimana yang mendasari kajian lingkungan ditinjau dari prespektif penggunaan energi?

Jawab :
Terdapat beberapa aspek yang mendasari kajian lingkungan ditinjau dari perspektif penggunaan energi, yaitu:
a.aspek teknologi dan riset.
Pengoptimalan aspek teknologi dan penelitian dapat mengupayakan sebuah mekanisme penggunaan energi yang berdamapak positif terhadap keadaan lingkungan. Berbagai penelitian tentang efisiensi energi dan penggunaan energi yang dikaitkan dengan analisa dampak lingkungan terus dikembangkan sebagai upaya pelestarian lingkungan.

b.aspek bisnis
Aspek manajemen bisnis dan pemasaran dari produk-produk riset teknologi penggunaan energi terapan juga mempengaruhi kajian terhadap lingkungan. Dalam aspek bisnis ini tentu saja akan diperhitungkan bagaimana untung ruginya dalam rupiah.
c.aspek kebijakan, regulasi dan pelaksanaan
Pada aspek kebijakan, regulasi dan pelaksanaan ini pemerintah berperan penting. Setiap peraturan tentang energi dan lingkungan yang dibuat pemerintah akan memeiliki perngaruh besar bagi lingkungan. Komitmen dari top management (pemerintah) mengenai lingkungan dan penggunaan energi akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku dari masyarakat secara menyeluruh tentang pemanfaatan dan penggunaan energi.

2.Bagaimana relevansi penggunaan suatu bentuk energi mampu membuat ketidakseimbangan di alam yang kita kenal dengan istilah global warming?

Jawab :
Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Proses alam yang normal tersebut menjadi tidak sehat sejak manusia memasuki proses industri. Manusia mulai melakukan pembakaran batu bara dan migas untuk menghasilkan bahan bakar dan listrik. Penggunaan sumber energi fosil untuk memenuhi kebutuhan energi masih menjadi sumber energi konvensional utama. Pembakaran energi dari bumi ini menghasilkan gas buangan berupa karbon dioksida. Industrialisasi juga mengakibatkan lahan hutan berkurang, padahal hutan diyakini dapat menetralisir kadar CO2 dalam udara. Data pada tahun 1994 menyebutkan sumber utama emisi CO2 adalah sektor kehutanan dan energi. Kedua sektor ini menyumbang sekitar 97 persen dari total emisi CO2. Emisi CO2 dari sektor kehutanan terjadi sebagian besar akibat dari terbakarnya biomass selama aktivitas konversi padang rumput dan hutan. Otomatis, kadar lapisan gas rumah kaca yang menahan dan memantulkan kembali udara panas ke bumi menjadi semakin banyak sehingga panas di bumi semakin meningkat. Untuk itu, penggunaan sumber energi yang renewable dan ramah lingkungan mulai dilirik sebagai sumber energi alternatif selain energi fosil.

3.Sesuai protokol Kyoto, apa saja yang dapat dilakukan oleh suatu negara untuk mengendalikan perubahan iklim?

Jawab :
Perubahan iklim yang terjadi merupakan dampak Global warming yang disebabkan kandungan gas rumah kaca yang berlebih yang terdapat di atmosfer. Oleh karena itu pengendalian iklim dapat dimulai dari pengendalian produksi gas rumah kaca yang berlebih. Sesuai dengan protokol Kyoto, negara-negera industri harus bisa mengurangi emisi gas rumah kaca mereka ke tingkatan tertentu sebelum tahun 2012. Dalam hal ini negara industri menggandeng negara berkembang untuk melakukan kerjasama perdagangan karbondioksida. Negara berkembang seperti Indonesia berusaha mengembangkan berbagai proyek CDM (Clean Development Mechanism) dan penataan konservasi energi yang dapat menurunkan produksi gas rumah kaca, dan negara industri maju dapat melakukan investasi proyek-proyek CDM yang dilakukan negara berkembang tersebut. Proyek CDM dapat dilakukan dengan cara mengurangi produksi gas rumah kaca dan penyerapan karbon (sekuestrasi). Contoh spesifik proyek CDM antara lain proyek pembangkit listrik energi alternatif, reboisasi dan penanaman pohon masal, perbaikan efisiensi penggunaan energi pada sektor industri. Terdapat simbiosis mutualisme dalam kegiatan ini, dimana negara berkembang terbantu denga investasi dan negara industri maju terbantu dalam menurunkan kadar gas rumah kaca sesuai anjuran Portokol Kyoto.

4. Bagaimana korelasinya, sebuah teknik konservasi dan pemanfaatan renewable energy dapat memberikan kontribusi positif bagi pengendalian iklim?
Jawab :
Sumber energi yang banyak kita konsumsi selama ini kebanyakan adalah sumber energi nonrenewable (fosil). Energi fosil ini dibakar untuk digunakan dalam industri, transportasi dan pembangkitan energi listrik. Dari proses pembakaran energi fosil ini dihasilkan limbah/emisi gas rumah kaca yang dapat mengurangi kinerja lapisan ozon dan kerusakan lingkungan yang berujung pada proses global warming dan perubahan iklim.
Renewable energy seperti angin, air, panas bumi, tenaga surya dianggap sebagai alternatif sumber energi yang aman bagi lingkungan. Tidak seperti sumber energi fosil yang harus dibakar, renewable energy jika digunakan dengan prosedur yang benar cenderung tidak mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Dengan menggunakan sumber energi nonrenewable maka secara tidak langsung akan mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca dan berkontribusi positif terhadap pengendalian iklim.

5.Apakah teknik penghematan energi dapat dikategorikan dalam upaya mekanisme pembangunan bersih (CDM)?
Jawab :
Iya,,,
Penghematan energi dapat dikategorikan dalam upaya CDM. Sebagai contoh dalam penggunaan energi listrik. Penghematan dan efisiensi dalam penggunaan energi listrik otomatis akan mengurangi kWh yang harus dihasilkan pada sisi pembangkitan energi listrik. Untuk membangkitkan energi listrik, salah satunya menggunakan sumber batu bara dan minyak (fosil) untuk proses pembakaran yang menghasilkan uap panas penggerak turbin. Hasil sampingan pembakaran ini berupa emisi gas rumah kaca. Dengan pengurangan kWh produksi yang harus dihasilkan, maka berkurang juga penggunaan energi fosil beserta efek samping pembakarannya. Contoh lain adalah disektor transportasi dengan mengoptimalkan sarana transportasi yang menggunakan BBM sebagai bahan bakar, tentu bisa mengurangi emisi asap knalpot dari kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas rumah kaca. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa penghematan dan efisiensi energi merupakan salah satu langkah dalam mekanisme pembangunan bersih (CDM).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bahasa Kendal 1

Indonesia penuh dengan keanekaragaman, termasuk keanekaragaman bahasa... Lama aku nggak tinggal di Kendal, Kelamaan di Solo bikin aku canggung sama bahasa sehari-hari di Kendal sini.. Kadang bikin aku ketawa aja kalo dengernya... Berikut ini adalah beberapa kosa kata yang menurutku aneh... (huwahahahah,,, sok banget sie esti,, mentang2 lama gak di Kendal) 1. porah = luweh = yowes, terserah, ben, jar ne... 2. ngga'a = iya 3. emb-mak = emoh, gak mau.

Penyakit mata pada kura-kura

PIYUT (virut), nama kura-kura aku dan adikku. Tak kasih nama itu karena kalo makan dia lahap banget, kayak virus komputer yang namanya "virut", yang dengan lahap nyerang banyak file simpenan kita. Kita (aku dan adikku) udah merawat dia dari umur 2-3 bulanan sampai sekarang udah hampir 2,5 tahun. Udah 2 kali piyut kena penyakit mata ini, yang pertama sembuh dengan sendirinya, tanpa dikasih obat atau

Kambing Jantan (Monolog & Adelaide Sky)

Film Kambing Jantan garapan Rudi Soedjarwo dan kawan-kawan ini seperti menghipnotisku dari awal sampai akhir cerita. Kisahnya yang ringan bernuansa drama komedi bikin aku untuk sesaat ketawa lalu menangis haru. Ceritanya diambil dari tulisan blognya Raditya dika yang berdasar kisah nyata percintaan dan kehidupan dia. Salah satu bagian yang aku suka itu pas si Raditnya Dika, si pelajar bodoh itu, mutusin untuk pergi ke Melbourne daripada memenuhi permintaan pacarnya si Kebo buat pulang ke Indonesia pas di hari ulang tahun si Kebo.