Langsung ke konten utama

Tekanan Hidup

Kampus sore ini, Aku sebagai teman yang baik hati dan tidak sombong sedang membuka praktek “curhat” gratis buat sahabat-sahabatnya. Si Bunga (bukan nama sebenarnya) yang kali ini jadi pasien ku.

Bunga : Esti,,, (Sambil agak teriak mengiba karena lebay)

Est : Dalem,,, kenopo awakmu??? koyo wong mumet ngono? (Dengan logat jawa yang medhok. Bagi yang nggak mudeng, jangan tanya artinya sama saya. Karena saya hanya akan menjawab ‘mbooh yaaa’. hahaha.)

Bunga : Aku wingi diseneni ma Ahmad (Ahmad itu pacar bunga, lagi-lagi bukan nama sebenarnya).

Est : Lha masalahe opo??? Perasaan adem ayem wae tho?

Bunga : Dek’e gak seneng nek aku nge-dance, Est. Kemarin dia ke rumah ku Est. Bilang sama Bapak Ibu ku kalo dia minta biar aku nggak nge-dance lagi. Dan Ibu Bapakku setuju. Aku nggak boleh lagi nge-dance. Padahal aku kan lagi seneng-senengnya nge-dance. Piye Est??? aku masih pingin nge-dance, selain dapet duit kan aku yo emang seneng Est. Piye jal??? Dia ngancem mau break kalo aku nggak nurutin dia. Sekarang kita lagi diem-dieman. Piye Est?? Aku tertekan Est, dilematis banget,,, Aku gak kuat Est nek ngene terus. Aku tekanan batin Est,, tekanan batin,, (sambil nunjuk-nunjuk dada dan hampir mewek,,,)

Est : Hmmm,,,, (sambil mikir)



****

Sampai dirumah yang masih menggema kata-kata “aku tekanan batin Est, tekanan batin...”. Aku cuma mbatin “Wew, tekanan batin, seberapa pengaruhnya sih tekanan batin???”

Tekanan???

Banyak banget orang yang mengeluh soal beratnya tekanan hidup yang mereka rasakan. Alasannya beragam, ada yang tekanan dari luar seperti misalnya karena finansial, pekerjaan, cinta, dan hubungan sesama manusia. Atau tekanan batin yang timbul dari intern seseorang itu sendiri. Dampak dari tekanan ini juga beragam, ada yang malah semangat kalo under pressure, tapi juga banyak yang gila dan stres gara-gara nggak kuat. Semoga kalian bukan termasuk golongan orang yang gila karena nggak kuat mengalami tekanan. Amin :P

Dulu pas pelajaran Fisika kelas 2 SMA sepertinya aku pernah diajarin masalah “tekanan” deh sama Bu Endang yang judes tapi perhatian itu. Hukum Pascal dan Archimedes kalo enggak salah. Sedikit lupa sih (sambil garuk-garuk kepala, nyoba nginget-inget).

Hmmm,,, Okey, Tekanan dalam ilmu fisika yaitu gaya tiap satuan luas. Rumusnya:

P = F / A

P = tekanan (newton/m2)

F = gaya (newton)

A = luas permukaan (m2)

Tekanan berbanding terbalik dengan luas permukaan. Jadi kalo luas permukaannya lebih kecil, tekanannya bakal lebih besar. Itu sebabnya kenapa benda yang runcing akan lebih sakit kalo kena kulit dibanding benda yang tumpul. Atau hak sepatu yang lancip bakal lebih sakit kalo buat nabok orang daripada pake sepatu yang trepes-trepes aja.. Gak percaya??? Mau buktiin? sini aku gampar, dengan senang hati dan bonus sebuah senyuman,, hag hag hag...

Tekanan hidup sama seperti prinsip tekanan dalam fisika. Saat gaya yang diberikan sama, dalam arti kasus atau masalah yang dihadapi sama, orang yang punya jiwa lapang dada akan merasakan tekanan hidup yang lebih ringan daripada orang yang kurang berlapang dada. Karena pada dasarnya tekanan berbanding terbalik dengan luas. Jika hati kita luas, InsyaAllah, masalah yang kita hadapi tidak akan menjadi tekanan yang berarti bagi kita. Kalo kalian sedang merasa tertekan, saat masalah makin membuat kalian bingung, merasa semua kebaikan menjauh dari kalian; solusinya mudah. Hanya tinggal memperluas hati, memperluas pandangan dan pemikiran, memperluas pengetahuan, serta memperluas kebaikan. Mudah-mudahan dengan perluasan ini, tekanan hidup yang kalian alami tidak akan terasa berat, malahan akan menjadi spirit untuk kalian agar lebih maju.

Hmmm,,, So,,, dari uraian panjang lebar tadi,
kesimpulannya adalah kalo mau nabok orang, pakelah sepatu yang hak nya runcing, itu lebih BERASA!! hahaha... (kagak penting banget! )

NB : lihatlah alam sekitarmu, maka engkau akan melihat Kebesaran Allah.. Ternyata alam memberi kita jawaban untuk masalah serumit tekanan hidup seseorang hanya dengan contoh kasus sepele ‘digampar sepatu’. hahaha,,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bahasa Kendal 1

Indonesia penuh dengan keanekaragaman, termasuk keanekaragaman bahasa... Lama aku nggak tinggal di Kendal, Kelamaan di Solo bikin aku canggung sama bahasa sehari-hari di Kendal sini.. Kadang bikin aku ketawa aja kalo dengernya... Berikut ini adalah beberapa kosa kata yang menurutku aneh... (huwahahahah,,, sok banget sie esti,, mentang2 lama gak di Kendal) 1. porah = luweh = yowes, terserah, ben, jar ne... 2. ngga'a = iya 3. emb-mak = emoh, gak mau.

Penyakit mata pada kura-kura

PIYUT (virut), nama kura-kura aku dan adikku. Tak kasih nama itu karena kalo makan dia lahap banget, kayak virus komputer yang namanya "virut", yang dengan lahap nyerang banyak file simpenan kita. Kita (aku dan adikku) udah merawat dia dari umur 2-3 bulanan sampai sekarang udah hampir 2,5 tahun. Udah 2 kali piyut kena penyakit mata ini, yang pertama sembuh dengan sendirinya, tanpa dikasih obat atau

Kambing Jantan (Monolog & Adelaide Sky)

Film Kambing Jantan garapan Rudi Soedjarwo dan kawan-kawan ini seperti menghipnotisku dari awal sampai akhir cerita. Kisahnya yang ringan bernuansa drama komedi bikin aku untuk sesaat ketawa lalu menangis haru. Ceritanya diambil dari tulisan blognya Raditya dika yang berdasar kisah nyata percintaan dan kehidupan dia. Salah satu bagian yang aku suka itu pas si Raditnya Dika, si pelajar bodoh itu, mutusin untuk pergi ke Melbourne daripada memenuhi permintaan pacarnya si Kebo buat pulang ke Indonesia pas di hari ulang tahun si Kebo.