Langsung ke konten utama

Gue : mendua aku tak mampu..

Tuhan mengirimkan sosok yang begitu baik untuk gue, lalu mengapa gue masih mengharap dia yang tidak memahami gue?? Tidak ada lagi alasan untuk ragu dan mendua...

Gue minta sama Gusti Allah untuk mempertemukan jodoh buat gue. Gue nggak minta jodoh yang baik, yah minimal patokan jodoh gue yang kayak Umpret. Malah pada awalnya gue minta biar Umpret jadi jodoh gue. Hehe....

Tapi kalian tau sendiri kan, Umpret masih belum bisa diajak serius. Dia aja kalo ditanya masih bingung soal arah hidupnya. Soal kerjaan masih nggak jelas, ngeluh mulu, nggak pernah betah di satu kerjaan. Apalagi kalo ditanyain soal nikah. Hahaha.

Udah lama gue nungguin dia. Hampir 7 tahun kita jadi temen. Gue inget sepanjang kita jadi temen, sejauh apapun dia pergi pasti tetep laporan ke gue. Berapapun cewek yang deket ma dia, pasti putus dan balik lagi curhat ma gue. Kerjaan apapun yang dia rencanakan, saat semua gak berjalan mulus, dia cerita ke gue. Apapun itu gue selalu dikasih tau. Pun dengan gue....

Gue berusaha buat jadi orang yang memahami dia, menjadi pendengar yang baik, mensupport cita-citanya, menjadi rumah bagi jiwanya yang lelah, menyemangati saat sedang down, memberi masukan saat dia butuh pertimbangan, ada setiap dia butuhkan, menerima apa adanya, menjadi sosok yang bisa dia banggakan...

Tapi itu semua belum menunjukan reaksi yang sesuai dengan harapan gue. Lama gue nunggu biar Umpret bisa memahami komitmen yang gue tawarkan. Sampai suatu titik, gue capek. Hehehe.. Memang benar kata temenku, perkawinan itu harus serius, kalo nggak serius itu namanya perkawanan. Dan sampai saat ini aku nggak liat keseriusan dia.

Di masa-masa lelah menunggu, gue rubah doa gue menjadi "Tuhan,, mohon pertemukan gue dengan jodoh gue, siapapun itu..."
Kemudian perlahan Tuhan jawab doa gue. Datanglah sosok yang amat baik, menerimaku apa adanya. Sebut saja MR.D..

Mr. D super duper baik. Walaupun kita seumuran, tapi dia lebih dewasa, bahkan sama Umpret pun masih menang Mr. D kalo soal keberanian membuat komitmen. Tanpa rasa sayang atau cinta kita resmi jadian. Waktu itu cuma berbekal komitmen yang masih gue jaga sampe sekarang. Lama-lama tumbuh sendiri rasa simpati dan perhatian.. Alhamdulillah lancar... :)

Masalah terjadi saat gue ngasih tau Umpret kalo gue deket ma Mr. D. Dia kayak gak rela gitu. Kalau sudah tiada emang baru terasa. Hmmmm,,, gue sempet ragu. Terus terang impian sama Umpret masih ada. Tapi kalo inget Mr. D, jadi nggak tega...

Tapi gue nggak mau terjebak dalam konflik hati. Gue harus move on. Ada yang lebih jelas didepan mata, kenapa mesti milih yang nggak jelas. Tidak ada alasan buat mentakiti MR. D. Meskipun Umpret masih punya tempat dihati, tapi bukan dia yang punya hati ini..

Inilah pilihan, karena hidup adalah memilih..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bahasa Kendal 1

Indonesia penuh dengan keanekaragaman, termasuk keanekaragaman bahasa... Lama aku nggak tinggal di Kendal, Kelamaan di Solo bikin aku canggung sama bahasa sehari-hari di Kendal sini.. Kadang bikin aku ketawa aja kalo dengernya... Berikut ini adalah beberapa kosa kata yang menurutku aneh... (huwahahahah,,, sok banget sie esti,, mentang2 lama gak di Kendal) 1. porah = luweh = yowes, terserah, ben, jar ne... 2. ngga'a = iya 3. emb-mak = emoh, gak mau.

Penyakit mata pada kura-kura

PIYUT (virut), nama kura-kura aku dan adikku. Tak kasih nama itu karena kalo makan dia lahap banget, kayak virus komputer yang namanya "virut", yang dengan lahap nyerang banyak file simpenan kita. Kita (aku dan adikku) udah merawat dia dari umur 2-3 bulanan sampai sekarang udah hampir 2,5 tahun. Udah 2 kali piyut kena penyakit mata ini, yang pertama sembuh dengan sendirinya, tanpa dikasih obat atau

Kambing Jantan (Monolog & Adelaide Sky)

Film Kambing Jantan garapan Rudi Soedjarwo dan kawan-kawan ini seperti menghipnotisku dari awal sampai akhir cerita. Kisahnya yang ringan bernuansa drama komedi bikin aku untuk sesaat ketawa lalu menangis haru. Ceritanya diambil dari tulisan blognya Raditya dika yang berdasar kisah nyata percintaan dan kehidupan dia. Salah satu bagian yang aku suka itu pas si Raditnya Dika, si pelajar bodoh itu, mutusin untuk pergi ke Melbourne daripada memenuhi permintaan pacarnya si Kebo buat pulang ke Indonesia pas di hari ulang tahun si Kebo.