Langsung ke konten utama

TEMENKU..



MBAMBUNG...

Kali ini ijinkan saya untuk mengenalkan salah satu teman saya. Dia salah satu dari sekian banyak teman dekat saya. Saya mulai kenal dia sebagai Ketua Angkatan Mahasiswa Teknik Elektro tahun 2006 Universitas Muhammadiyah Surakarta, dimana saya juga sedang menuntut ilmu disitu. Namanya Roes Radhitya Dwi Wahyuaji, dengan NIM : D 400 060 025.



Tanpa bermaksud membangga-banggakan dia dan menyinggung orang-orang tertentu, saya ingin ceritakan sedikit profil dari orang yang sering dipanggil mbambung ini. Ini wujud kekaguman saya terhadap dia, sehingga saya ingin di blog saya ada tulisan tentang dia. Memang saya hanya tahu secuil tentang dia, tapi saya ingin yang secuil itu tetap terkenang dan berarti dalam diri saya.
Yang saya suka dari Mbambung adalah dia seorang pemikir yang cerdik, meskipun kadang ide-idenya sering ‘pokil’ (red: licik). Meskipun dia seorang pemikir yang hebat menurut saya, tapi dalam kuliah dia masih kalah rajin dengan saya. Dia masih sering minta bantuan saya dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah dan saat mengerjakan soal-soal ujian. Bukan karena dia tidak pandai tapi justru dia sangat pandai terutama dalam ‘memanfaatkan’ orang lain. Dalam bidang management perusahaan tentu keahlian ini sangat berperan bagi kemjuan perusahaan. Herannya, dia tetap saja bangga dengan hasil menconteknya. Dia ceritakan bagaimana proses dia mencontek saat ujian dengan gembira, seolah dia tengah memenangkan sesuatu. Saya ingat saat dia bilang “ oalah ndut, ndut, otakmu kedesek lemak “ (red: oalah ndut, ndut, otakmu terdesak lemak) sehabis ujian. Dia bilang gitu karena memang dulu saya gemuk sekali. Spontan saat itu saya jawab “otak kedesek lemak wae isih isoh nyontoni kowe! Opo meneh nek ora!” (red: otak terdesak lemak saja saya masih bisa ngasih contekan sama kamu, apalagi kalau otakku normal). Saya akan merindukan candaan seperti itu kelak. Saya juga akan merindukan sapaan hangat “e,e,e, gendut...” yang biasa dia lontarkan.
Pada semester ke 5 sebuah perubahan dalam hidup saya terjadi. Saya terpilih mendampingi mbambung, menjadi seorang sekretaris umum KMTE, sebuah organisasi mahasiswa Teknik Elektro UMS, dimana tahun periode kepengurusan itu mbambung yang menjadi Ketua Umumnya. Satu tahun masa jabatan kami, tentu saja itu bukan waktu yang singkat. 2 tahun sebelumnya saya sudah mengenal mbambung tapi tidak intens seperti setahun terakhir ini. Organisasi ini termasuk organisasi yang memiliki banyak kegiatan, dan pada setiap kegiatan dibutuhkan kerjasama antar elemen kepengurusan. Hal ini tentu saja membuat saya lebih dekat dengan mbambung. Kami sering melakukan diskusi, rapat dan berpergian bersama-sama. Dari situlah saya mulai sedikit demi sedikit mengenal sifatnya, meskipun kadang saya tidak mengerti jalan pikiranya. Dalam kasus-kasus yang krusial dia tetap tenang, tetap bisa bercanda, dan itu membuat saya merasa tetap nyaman bersama dia dalam menghadapi persoalan-persoalan berat dalam organisasi tersebut. Dia seorang pemimpin yang care dengan rekannya, berdedikasi tinggi dengan program kerjanya, seorang perancang dan perencana yang baik, seorang manager yang tertib, pelobi yang handal dan yang paling aku suka adalah ingatannya. Dia mengingat sampai hal-hal kecil, sedangkan saya, saat saya bangun tidur hanya beberapa hal saja yang masih saya ingat. Bahkan saya belum hafal tanggal lahirnya meskipun sudah satu tahun saya menjadi sekretarisnya.
Hanya saja dia adalah seorang yang susah menerima masukan. Kadang teman-teman saya sampai kewalahan untuk memberi dia masukan. Banyak masukan yang datang padanya akan dipikirkan, untuk kemudian dikembaikan lagi ke pemberi saran dengan beberapa pertanyaan tentang resiko jika dia mengambil saran tersebut. Jika dia sudah punya strategi yang menurut dia adalah strategi terbaik, dia akan mempertahankan hal tersebut bahkan menolak mentah-mentah saran yang diajukan, jika perlu dengan perang argument.
Mbambung seorang perancang dan perencana yang baik. Dia memikirkan baik dan buruknya sebelum bertindak. Perhitungan yang dia lakukan sangat teliti dan mendetail, mirip seperti “bakul” sampai-sampai saya sering menyebutnya “utek kog utek bakul” (otak kog otak pedagang). Terkadang dia sudah meramalkan dan memikirkan banyak hal sebelum saya memikirkannya. Sebelum rapat dia sering sharing dengan saya dan dia telah memikirkan hal-hal yang nantinya akan berpotensi untuk ditanyakan beserta jawabannya. Saya sering terheran-heran dengan cara berfikirnya yang cepat dan logis. Tentu saja semua itu tidak semata-mata karena gift dari Tuhan, tapi dari proses kehidupan dan pengalaman yang mengajarkan banyak hal. Saya akui dia memang banyak pengalaman, baik yang aneh maupun yang baik-baik. Yups, belajar dari pengalaman. Pengalaman itu bagus untuk menambah daftar referensi suatu saat jika dibutuhkan.
Dari pengalaman juga dia belajar jadi pelobi yang baik. Mbambung terbiasa menghadapi orang-orang yang jauh lebih sepuh (red: tua, dewasa) dari dia. Saat SMA dia sudah menjadi pengurus remaja masjid dan sering diundang menghadiri rapat-rapat pengurus masjid yang kebanyakan sudah bapak-bapak di daerah tempat tinggalnya. Mungkin dari situlah dia mendapat ilmu melobi dan meyakinkan orang lain.
Saya percaya mbambung jauh melebihi rasa percaya saya terhadap diri saya sendiri. Dia meyakinkan saya semua aka baik-baik saja selama ada dia, dan itu selalu terbukti. Suatu malam saya keluar dengan adik saya cahyo dan ditengah perjalanan, tidak jauh dari tempat tinggal mbambung, kami dijambret. Penjambret itu tertangkap dan dimassa oleh masyarakat sekitar lokasi penangkapan jambret tersebut. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya saya saat itu. Saat-saat di kantor polisi untuk dimintai keterangan malam itu tidak kalah menegangkan. Saat itu oraang yang pertama kali saya hubungi adalah dia. Detik-detik menunggu kehadirannya sangat menegangkan, namun saat dia sudah ada di kantor polisi, duduk disamping saya, betapa leganya perasaan ini. Dia benar-benar membawa ketenangan untuk saya. Mungkin sekarang saya sudah ketergantungan dengan sugesti yang dia buat, sehingga saat saya merasa tidak aman saya akan terus mengingat dia.
Mbambung juga pintar merahasiakan sesuatu. Kami dan 3 rekan kami, Risa, Wawan, dan Dedi sering merahasiakan aib organisasi pada teman-teman kami lainya. Bukan hanya itu, dia juga sering merahasiakan kegelisahannya. Saat dia sedih, cemas, takut, dan panik dia tetap mengeluarkan ekspresi yang biasa-biasa saja. Keluh kesahnya selalu dibarengi dengan kalimat-kalimat canda yang menyamarkan kegelisahanya. Entah ini termasuk sikap yang baik atau buruk, tapi yang jelas sikap ini membuat nyaman bagi saya. Setidaknya dia menyakinkan dengan ekspresinya bahwa everithing is oke!. Tapi sekarang kalau dipikir-pikir dia akan terkesan lebih misterius. Good Boy!
Yah,, seperti itulah mbambung yang saya tahu. Kelak saya akan sangat merindukannya masa-masa itu, masa-masa bersamanya...
Semoga posting ini bukan hanya sebagai curhat saya, tetapi dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi pembaca sekalian...
Manahan, Solo.
2 Februari 2010
17.11 waktu bagian kamar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

bahasa Kendal 1

Indonesia penuh dengan keanekaragaman, termasuk keanekaragaman bahasa... Lama aku nggak tinggal di Kendal, Kelamaan di Solo bikin aku canggung sama bahasa sehari-hari di Kendal sini.. Kadang bikin aku ketawa aja kalo dengernya... Berikut ini adalah beberapa kosa kata yang menurutku aneh... (huwahahahah,,, sok banget sie esti,, mentang2 lama gak di Kendal) 1. porah = luweh = yowes, terserah, ben, jar ne... 2. ngga'a = iya 3. emb-mak = emoh, gak mau.

Penyakit mata pada kura-kura

PIYUT (virut), nama kura-kura aku dan adikku. Tak kasih nama itu karena kalo makan dia lahap banget, kayak virus komputer yang namanya "virut", yang dengan lahap nyerang banyak file simpenan kita. Kita (aku dan adikku) udah merawat dia dari umur 2-3 bulanan sampai sekarang udah hampir 2,5 tahun. Udah 2 kali piyut kena penyakit mata ini, yang pertama sembuh dengan sendirinya, tanpa dikasih obat atau

Kambing Jantan (Monolog & Adelaide Sky)

Film Kambing Jantan garapan Rudi Soedjarwo dan kawan-kawan ini seperti menghipnotisku dari awal sampai akhir cerita. Kisahnya yang ringan bernuansa drama komedi bikin aku untuk sesaat ketawa lalu menangis haru. Ceritanya diambil dari tulisan blognya Raditya dika yang berdasar kisah nyata percintaan dan kehidupan dia. Salah satu bagian yang aku suka itu pas si Raditnya Dika, si pelajar bodoh itu, mutusin untuk pergi ke Melbourne daripada memenuhi permintaan pacarnya si Kebo buat pulang ke Indonesia pas di hari ulang tahun si Kebo.