Sesaat Sebelum Hujan
enggan bermetamorfosa,
berubah bentuk yang lebih mulia.
Hujan...]
Mas,
Mendung November datang lagi,
Seperti setahun yang lalu,
Juga dua tahun yang lalu,
Baik-baikah kau disana?
Aku rindu menyapamu,
Lalu bertanya tentang cuaca.
Gelombang atau hanya angin kencang?
Menasehati untuk berhati-hati...
Maukah kutemani bernyanyi lagi?
Aku akan mendengar, tanpa menyela.
[Air pertama turun dari langit,
Halus, dingin, sedikit berangin.
Menghirup aroma khasnya.
Heran,,,
Mengapa selalu keroyokan..?]
Ikhlaskanlah,
Jika aku masih berbicara tentangmu,
Mencuri dengar kabar beritamu,
Hanya ini aku merasa nyaman dan tetap dekat.
[Menatap nanar jendela,
mulai basah,
sosok itu disitu,
di lamunanku..]
Jika menunggumu adalah kesalahan,
Jangan marah,
atau berikan nilai merah,
Mauku juga tak begini,
membuatmu serba salah.
Aku tak berusaha mengingatmu,
Hanya belum bisa melupakanmu.
Esti: dalam rindu untuk seseorang mantan
Kendal, 18/11/12
16:30
*NB :
- Kalo yang baca postingan ini orang biasa yang nggak ada kaitannya sama gue atau mantan gue. Silahkan menikmati dan berekspektasi sesuai dengan imaginasi kalian sendiri. Monggo, kalian bebas mendiskripsikan makna dari tiap kata.
- Kalo yang baca postingan ini mantan gue (bagi yang merasa mantan gue, harap tunjuk jari! Hehe..), Sorry, Bukannya mau ngungkit-ngungkit masa lalu. Gue cuma pingin berdamai dengan keadaan. Gue harap lo nggak terganggu. "Aku tak berusaha mengingatmu, hanya belum bisa melupakanmu".
- Kalo yang baca postingan ini gebetan gue, atau orang yang mau gebet gue, keep calm Bro! Maklumin gue ya. Gue lagi berproses nih. Proses penyembuhan dari kerusakan jaringan otak kanan yang bikin gue jadi peka terhadap rasa kangen sama mantan. Hahaha.
catatan yang bagus
BalasHapusterima kasih
Hapus