aku masih perpaku pada layar 14’’ yang ada didepanku.
melihat bulatan hijau di samping namamu pada list chatingku. lama. lama. lama. 30
detik, semenit, 3 menit, 5 menit, 15 menit,satu jam... menunggu kamu menyapaku
lagi.
selama detik-detik penuh harap, aku berdoa semoga ada kabar
bahagia yang bisa kau bagi denganku, yang menggerakan tanganmu untuk klik
namanku dan kita muali berbincang pada sebuah media yang mereka bilang chat ini.
Tak ada daya untuk memulai menyapa. hanya harap agar kau
berbaik hati menyapa dulu. rasa gagu dan kaku untuk memulai. ‘harus bilang apa aku? toh semuanya sudah
selesai saat itu. usai. tak ada lagi yang perlu dikabarkan. toh kamu ndak akan
peduli. sama seperti sekarang, kamu ndak peduli walau kamu tahu hanya butuh
satu klik untuk mencoba mengajaku bicara. semudah itu saja kamu ndak mau
mencoba.’
maka hanya harap yang aku punya. semua alasan logis
bertarung dengan argumen dikepalaku.
Aku masih menunggu, entah sampai kapan akan ada bunyi ‘cling’
dan box chat dengan namamu mencuat keluar. mengajak aku berdamai.
*terinspirasi dari kisah mang Jum, yang ndak berani nyapa mantannya. ihiiir. ^_^
24/7/12
15:15 wik
Komentar
Posting Komentar