Dari judulnya memang kayaknya mau ngomongin masalah cinta-cintaan lagi nie...
hmmm,,,,
Malam ini, sengaja aku gak taraweh di masjid. Maklum, abis ujan rasanya males banget buat berangkat ke mesjid. Kemudian aku iseng-iseng liat acara-acara televisi local. Dalam sebuah acara konsultasi keluarga di stasiun televisi ProTV Semarang yang bertitle 'Keluarga Bahagia', seorang psikolog (pak Yos, gitu mamah ku manggilnya) memberi komentar dan masukan positif terhadap sebuah keluhan dari salah satu sms dari pemirsa.
SMS itu bilang kalo ' rumah tangga saya sangat parah pak, bagaimana saya harus bertahan?'
Sedikit merangkum yang Pak Yos bilang tadi, ditambah dengan sedikit komentar pribadi,,, 'Sebenarnya seberapa parah masalah dalam keluraga anda? Apakah 'parah' menurut presepsi anda sama dengan 'parah' untuk presepsi umum? Untuk tahu seberapa parahkah hubungan dalam rumah tangga anda, saya perlu tahu lebih dalam masalah yang sedang anda hadapi. SMS yang anda kirim terlalu singkat dan tidak menggambarkan secara dasar bagaimana kondisi yang anada alami. Untuk mengetahui seberapa parah, maka ada pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab,,, 1. apakah masih ada komitmen? "Saya sudah tak cinta, tapi masih ingin mempertahankan komitmen demi suatu alasan misalnya anak",, ini termasuk masih ada komitmen, maka rumah tangga anda masih ada harapan untuk terselamatkan. 2. apakah masih ada cinta? "Rasa benci saya lebih besar daripada rasa cinta saya pak",,, ini juga masih ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan, karena masih ada cinta walau sedikit,, (pak yos bilang gitu sambil tersenyum lebar..) 3. Apakah masing-masing sudah menjalankan tugasnya??? Nah ini yang kadang jadi masalah, masing-masing dari kita tidak paham job discription yang kita ampu.'
'Kadang tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak sehingga mereka hidup tidak selaras. Ketidak selarasan ini akan menimbulkan ketidak cocokan yang bisa berakibat lunturnya sebuah cinta. Dan dampak terakhir adalah sudah tidak adanya keinginan untuk menjaga komitmen bersama.'
Wah,, kalo direnungkan kembali sih emang biasanya kayak gitu kronologi sebuah perpisahan,,
Hati-hati aja deh sama komitmen, cinta, dan kesadaran akan tugas masing2...
hhehehehehe......
(belagu bener gue malem ini... :D )
hmmm,,,,
Malam ini, sengaja aku gak taraweh di masjid. Maklum, abis ujan rasanya males banget buat berangkat ke mesjid. Kemudian aku iseng-iseng liat acara-acara televisi local. Dalam sebuah acara konsultasi keluarga di stasiun televisi ProTV Semarang yang bertitle 'Keluarga Bahagia', seorang psikolog (pak Yos, gitu mamah ku manggilnya) memberi komentar dan masukan positif terhadap sebuah keluhan dari salah satu sms dari pemirsa.
SMS itu bilang kalo ' rumah tangga saya sangat parah pak, bagaimana saya harus bertahan?'
Sedikit merangkum yang Pak Yos bilang tadi, ditambah dengan sedikit komentar pribadi,,, 'Sebenarnya seberapa parah masalah dalam keluraga anda? Apakah 'parah' menurut presepsi anda sama dengan 'parah' untuk presepsi umum? Untuk tahu seberapa parahkah hubungan dalam rumah tangga anda, saya perlu tahu lebih dalam masalah yang sedang anda hadapi. SMS yang anda kirim terlalu singkat dan tidak menggambarkan secara dasar bagaimana kondisi yang anada alami. Untuk mengetahui seberapa parah, maka ada pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab,,, 1. apakah masih ada komitmen? "Saya sudah tak cinta, tapi masih ingin mempertahankan komitmen demi suatu alasan misalnya anak",, ini termasuk masih ada komitmen, maka rumah tangga anda masih ada harapan untuk terselamatkan. 2. apakah masih ada cinta? "Rasa benci saya lebih besar daripada rasa cinta saya pak",,, ini juga masih ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan, karena masih ada cinta walau sedikit,, (pak yos bilang gitu sambil tersenyum lebar..) 3. Apakah masing-masing sudah menjalankan tugasnya??? Nah ini yang kadang jadi masalah, masing-masing dari kita tidak paham job discription yang kita ampu.'
'Kadang tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak sehingga mereka hidup tidak selaras. Ketidak selarasan ini akan menimbulkan ketidak cocokan yang bisa berakibat lunturnya sebuah cinta. Dan dampak terakhir adalah sudah tidak adanya keinginan untuk menjaga komitmen bersama.'
Wah,, kalo direnungkan kembali sih emang biasanya kayak gitu kronologi sebuah perpisahan,,
Hati-hati aja deh sama komitmen, cinta, dan kesadaran akan tugas masing2...
hhehehehehe......
(belagu bener gue malem ini... :D )
Komentar
Posting Komentar