MAS AGUS, TE UMS 2004, Inilah jiwa anak muda pintar yang mengejar kesempurnaan. Beliau ngerjain TA sampai bertahun-tahun, kuliah sampai 6 tahun 12 semester, tenggelam dalam ambisi nya dan nguperk di Lab cuma gara-gara ngejar kesempurnaan dari proyek TA nya. Gara-gara itu dia nggak lulus-lulus. Tapi sekalinya lulus, dia pegang IP tertinggi. Tapi ada banyak kerugian waktu dan biaya yang harus dibayar untuk suatu kesempurnaan dari sebuah penelitian.
Dan penyakit itu akhirnya menular ke aku...
Padahal dulu aku yang nasehati dia,, " wes tho mas, gak sah apik2, ntar kalo nggak sempurna kan bisa dilanjutkan penelitiannya sama adek2e.. Yang penting mas cepetan lulus, temennya dah pada lulus lho mas. Ntar wisuda sendirian, angkatan 2004 udah mau habis lho. Kasian juga bapak ibu yang mesti bayar SPP, blom lagi waktu mas yang habis buat bikin penelitian ini..."
***
Di tesis yang sedang aku buat, aku curahin semuanya. Aku mengejar kesempurnaan tanpa kenal waktu dan biaya. Bayangin, harusnya semester kemarin aku udah maju proposal, tapi sampe sekarang proposalku baru 90% jadi. Aku belum puas sama proposal yang aku bikin. Dan selama aku belom puas dengan apa yang aku kerjakan, aku nggak berangkat untuk bimbingan. Alhasil, jadwal yang udah dibuat jadi molor,, molooorrr panjaaaanng banget...
Seharusnya aku bisa belajar dari pengalaman Mas Agus yang nggak lulus-lulus gara-gara mengejar kesempurnaan dan kepuasan diri sendiri tanpa memperhatikan aspek waktu, biaya, dan kemampuan orang tua. (self suggestions!)
Komentar
Posting Komentar